Dia bahkan menuding Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat, sebagai petualang politik yang telah dilaporkan pidana karena mengaku sebagai ketua umum PPP.
"Hamphrey Djemat itu petualang politik dan barangkali tidak pernah nyoblos PPP. Saat ini lagi proses pidana karena mengaku PPP dan membohongi publik. Jangan ada yang terbingungkan dengan manuver murahan petualang politik," ujar Rommy saat ditemui di peringatan Maulid Nabi Muhamad di Ponpes Al Hasaniyah Kedawon, Larangan, Brebes, Jateng, Minggu (25/11/2018).
"Tidak ada dualisme dalam PPP. Itu sudah berakhir pada Juli 2017. Karenanya Saudara Humphrey Djemat sudah saya peringatkan untuk tidak ngaku-ngaku. Jadi kalau ada nabi palsu, ini ada PPP palsu," lanjutnya.
Rommy ini menandaskan, PPP hasil Muktamar Jakarta 2016 sudah memutuskan pilihan pada pilpres 2019. Dia mengklaim PPP dari Sabang hingga Merauke sudah memutuskan memberi dukungan kepada pasangan Jokowi-Maruf pada Pilpres menedatang.
Diberitakan sebelumnya, PPP kubu Muktamar Jakarta memutuskan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019. Keputusan tersebut diambil lewat musyawarah kerja nasional atau Mukernas III di Gedung Galery Jalan Talang No 3 Menteng, Jakarta Pusat pada 15-16 November 2018 lalu.
www.detik.com