Ilustrasi (via ok.ru) |
Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi korban atas kekeliruan pandangan keagamaan kaum khawarij ialah Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Ia dibunuh oleh seorang bernama Ibnu Muljam karena Ali dianggap telah keluar dari hukum Allah. Sebelumnya, kaum khawarij tidak mengakui kekhalifahan Ali.
Ibnu Muljam dikenal sebagai orang yang taat dalam beribadah, shalat, puasa, bahkan hafal Al-Qur'an. Tapi bacaannya tidak masuk ke dalam hati hanya sampai batas kerongkongannya sehingga mudah termakan oleh kabar palsu (hoaks) yang telah disebarkan oleh kaum khawarij.
Terkait gerakan-gerakan kegelapan yang mengatasnamakan agama tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor KH M. Luqman Hakim menegaskan bahwa khawarij seringkali mengklaim berdiri di atas hukum Allah.
“Ingat jargon kaum khawarij yang demo di hadapan Sayyidina Ali? Tak ada hukum kecuali hukum Allah (laa hukma Illa lillahi)!" ujar Kiai Luqman mengungkapkan perkataan kaum khawarij dikutip NU Online, Senin (29/10) lewat twitternya.
Ketika kaum khawarij berkata demikian, Sayyidina Ali sama sekali tidak menampik kebenaran kalimat tersebut. Tetapi, Ali tidak setuju karena kalimat mulia itu diarahkan untuk kebatilan.
"Lalu Sayyidina Ali menjawab: Itu kalimat yang benar! Tetapi diarahkan untuk kebatilan!" ungkapnya.
“Setiap zaman selalu muncul kaum neo-khawarij yang memanipulasi kalimat tauhid sebagai cover kebatilan,” imbuh Kiai Luqman.
www.nu.or.id | Fathoni