Sudah lama kita amati bahwa PKS dan juga terkadang Gerindra ini telah mengambil strategi ofensif yang keliru. Ini tidak semata-mata soal respon mereka atas kunjungan Kyai Yahya Staquf ke Isreal beberapa waktu lalu, namun soal karakter umum partai ini.
Sebagai partai Islam, kekeliruan PKS adalah menyerang dan terkadang memusuhi salah satu ceruk elektoral yang besar, yakni masyarakat NU. Kalau dia belajar dari pengalaman politik kaum nahdliyyin yang difusif, tidak terkonsentrasi pada satu partai, harusnya PKS memanfaatkan celah ini untuk mengambil keuntungan elektoral.
Namun kayaknya, partai ini lebih kuat syahwatnya untuk menjauh dan bahkan memusuhi Nahdliyyin. Mungkin hal ini disebabkan karena PKS tidak seperti partai lain. Partai ini mengidap “ideology and doctrinal envy” pada NU sehingga membuat partai ini sulit masuk dan diterima di kalangan NU.
Beberapa bulan lalu, saya mendengar riset seorang kawan yang ahli PKS, orang NU yang nyoblos PKS memang paling sedikit dibandingkan dengan Ormas-ormas lain meskipun pada kepemimpinan yang sekarang cenderung mendekat dengan tradisi NU dimana ideologi IM yang sufistik yang lebih ditampilkan. Tapi, strategi ini ternyata tidak menyentuh seluruh warga PKS karena mungkin mereka lebih banyak berideologi yang berlawanan dengan NU.
Secara pribadi, saya memiliki pengalaman yang kenyang soal kesalahan serang PKS ini. Pada tahun 2009, ketika saya harus ke Berlin untuk melanjutkan S3 saya, beberapa saat sebelum saya datang ke Berlin, sudah ada berita yang dihembuskan anak-anak PKS di Berlin bahwa Berlin akan kedatangan “orang liberal.”
Mengapa mereka tahu kedatangan saya, karena saya dengan innocent pernah menulis email kepada ketua masjid al-falah Berlin, dimana saya belum tahu jika masjid ini pusat pergerakan orang-orang PKS.
Berikutnya, ketika menginisiasi pendirian PCINU Jerman, dimana diresmikan di apartemen kami di Berlin, orang-orang PKS Jerman ini membuat kabar pembentukan JIL di Berlin. Setiap kegiatan kami diintai dan distigmatisasi lewat media sosial. Bahkan tahlilpun mereka olok-olok. Sayangnya, mereka ini hanya berani lewat media sosial dan mingkem kalau ketemu langsung dengan saya.
PKS sekarang perlu mengubah strategi penyerangan NU lewat media sosial ke cara yang lebih cerdas. Cara ini sepuluh tahun lalu memang efektif, namun untuk 3 tahun terakhir sudah tidak efektif lagi. Kenapa? Karena cara ini juga sudah dipunyai anak-anak NU.
Serangan pada NU lewat media sosial akan dijawab lebih sadis lagi lewat media sosial juga. Hanya ada tiga cara bagi PKS untuk bertahan, pertama, ubah strategi ofensif mereka, kedua, lakukan persuasi pada nahliyyin dan ketiga, berlaku lampah lah sebagai partai politik biasa, yang kadang idealis, pragmatis dan oportunis, agar tidak mati konyol.
bangkitmedia.com | Syafiq Hasyim
nasional, opini
PKS Memusuhi Nahdliyin, Cara Politik Yang Konyol
PKS sekarang perlu mengubah strategi penyerangan NU lewat media sosial. Cara ini 10 tahun lalu memang efektif, namun untuk 3 tahun terakhir sudah tampak konyol. Kenapa? Sebagai partai Islam, kekeliruan PKS adalah menyerang dan terkadang memusuhi salah satu ceruk elektoral yang tambun, yakni masyarakat NU.