Haul Gus Dur, Ketum GP Ansor: Inti Beragama adalah Kemanusiaan

Bagi Gus Dur, tak ada artinya beragama jika seseorang kehilangan kemanusiaannya.

Haul Gus Dur, Ketum GP Ansor: Inti Beragama adalah Kemanusiaan
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengenang sosok almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai pejuang kemanusiaan yang menjunjung tinggi keberagaman. 

Refleksi ini dia sampaikan dalam rangka memeringati Haul ke-9 Gus Dur pada Jumat (21/12).

Menurut Gus Tutut, begitu akrab disapa, Gus Dur selalu berada di garis depan membela kemanusiaan dan keberagaman. Bagi Gus Dur, tak ada artinya beragama jika seseorang kehilangan kemanusiaannya.

“Sebab sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi kemanusiaan. Pembelaan Gus Dur terhadap manusia bukan berarti melupakan Tuhan,” kata laki-laki yang akrab disapa Gus Yaqut ini, dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi Republika.co.id, Jumat (21/12).

Gus Yaqut menegaskan, pemahaman Gus Dur yang sangat mendalam tentang agama Islam itulah yang membuat dirinya juga akan selalu berada di garis terdepan membela kemanusiaan.

Sebagai pimpinan GP Ansor, Gus Tutut mengaku selalu meneladani dan menerapkan pandangan Gus Dur dalam kehidupan sehari-harinya. Ucapan dan tindakan Gus Dur, menjadi inspirasinya dalam berjuang menampilkan Islam rahmatan lil'alamin.

Gus Tutut mengatakan, sosok almarhum Gus Dur selalu mengingatkan dan meyakinkan dirinya bahwa manifestasi pembelaan terhadap Tuhan yang paling luhur adalah menebar kasih sayang kepada semua makhluk-Nya.

“Karena Tuhan dan para penghuni langit hanya akan merahmati mereka-mereka yang berkasih sayang terhadap semua penduduk bumi,” ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan, Gus Dur juga selalu memberikan contoh dengan baik dalam hal bertoleransi sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Dalam konteks di Indonesia, lanjut Gus Yaqut, almarhum Gus Dur adalah tokoh besar yang tak pernah lelah mengkampanyekan tentang pluralitas, tentang keberagaman.

“Semoga bangsa Indonesia dapat mengambil teladan baik dari Rasulullah SAW atau teladan yang telah diberikan almarhum Gus Dur. Untuk itu, saya mengimbau jangan pernah pernah lelah mencintai Indonesia yang beragam ini,” kata dia.

republika.co.id | Nashih Nashrullah - Flori Sidebang