Berdasarkan survei terbaru yang mereka lakukan, paslon nomor urut 01 mendapat suara sebanyak 53,2 persen. Sedangkan nomor urut 02 sebanyak 31,2 persen.
"Lalu yang menjawab rahasia atau belum memutuskan sebesar 15,6 persen. Dua bulan masa kampanye diberlakukan, masih ada selisih dukungan yaitu Jokowi-Ma'ruf unggul di atas 20 persen dari Prabowo-Sandi," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 27 November 2018.
Dia menyebut elektabilitas paslon nomor urut 02 masih bisa berubah, asal punya strategi tepat guna mendulang elektabilitas. Apalagi masa kampanye masih ada hingga 5 bulan ke depan.
"Tapi kalau melihat dari bulan Agustus, September, Oktober, sampai November, relatif angkanya tidak jauh dari 20 persen. Sehingga, ketika ingin mengungguli otomatis masih perlu ada hal-hal yang dilakukan untuk bisa mengejar ketinggalan yang ada," kata dia.
Isu ekonomi dinilai salah satu isu strategis untuk menambah elektabilitas paslon capres-cawapres. Sebab, baik buruknya ekonomi ini ternyata sangat berpengaruh dengan dukungan yang akan diterima dengan paslon capres-cawapres.
"Semakin baik, positif ekonomi maka elektabilitas Jokowi sebagai petahana akan naik. Tetapi, semakin buruk persepsi ekonomi, akan menaikkan dukungan terhadap Prabowo-Sandi," ujarnya.
Survei ini digelar dalam rentang waktu 10-19 November 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden yang diwawancarai tatap muka menggunakan kuesioner. Adapun margin of error berandai di angka kurang lebih 2,9 persen.
www.viva.co.id
nasional
Survei LSI: Elektabilitas Prabowo 31,2 Persen, Jokowi 53,2 Persen
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis hasil survei tentang elektabilitas kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, dan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di bulan November 2018.