Klarifikasi atas ‘Framing’ Politik PKS ke Rais Syuriyah PWNU Banten

Kami baru tahu, kalau kegiatan tersebut dipublikasikan pada tanggal 13 Juni 2018 dengan ‘framing politik’ tertentu disertai ketidaksesuaian pernyataan kakak kami, Prof Dr Ibnu Hammad. Apalagi berita tersebut berusaha mengkait-kaitkan dengan NU, dan ...

Klarifikasi atas ‘Framing’ Politik PKS ke Rais Syuriyah PWNU Banten
Pesantren Kenanga yang beralamat di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten mengklarifikasi soal kunjungan rombongan tamu dari DPC Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pandeglang ke sang pengasuh yang juga Rais Syuriyah PWNU Banten KH Tb Abdul Hakim di Pesantren Kenangan, sekitar tiga hari sebelum Idul Fitri beberapa waktu lalu.

Pasalnya, pihak pesantren mengaku dalam dua hari ini dikagetkan dengan viralnya berita silaturahim tersebut. Ahmad Nur Kholid, juru bicara Pesantren Kananga mengatakan, banyak kalangan yang bertanya tentang hal ini.

“Kami baru tahu, kalau kegiatan tersebut dipublikasikan pada tanggal 13 Juni 2018 dengan ‘framing politik’ tertentu disertai ketidaksesuaian pernyataan kakak kami, Prof Dr Ibnu Hammad. Apalagi berita tersebut berusaha mengkait-kaitkan dengan NU, dikaitkan dengan orang tua kami selaku Rais Syuriah PWNU Banten, serta dikaitkan dengan gerakan PKS #GantiPresiden2019,” ujarnya melalui siaran pers, Sabtu (7/7).

Nur Kholid menegaskan, penerimaan yang baik terhadap rombongan dari PKS tak lebih dari usaha untuk memenuhi hak-hak mereka sebagai tamu seperti diperintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menyesalkan ada berita yang tak sesuai di media seolah Pesantren Kenanga mendukung gerakan-gerakan PKS. 

“Terkait gerakan PKS #GantiPresiden2019, itu adalah urusan politik pihak PKS, kita saling mendoakan saja agar diberikan petunjuk kepada kebenaran dan kebaikan. Kakak kami mengatakan ‘jika PKS mengakui PBNU, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UU 1945, maka harus ditunjukkan dalam sikap dan perbuatan.’ Jadi tidak seperti yang diberikan di media tersebut seolah mendukung gerakan-gerakan PKS,” tuturnya.

Kami perlu menegaskan bahwa Pesantren Kananga adalah lembaga pendidikan, bukan lembaga politik. Namun demikian, lanjut Nur Kholid, pihaknya juga mencermati, mengerti, dan memahami afiliasi paham keagamaan gerakan-gerakan politik di Indonesia yang sebagiannya berafiliasi dengan gerakan di luar Indonesia. 

“Kami mengikuti Imam Asy’ari dalam akidah dan Imam Syafi’i dalam fiqih sebagaimana pendiri Pesantren Kananga, Abah Sholeh Kananga, yang diambil dari Syaikh Nawawi al-Bantani,” paparnya.

“Nahdlatul Ulama adalah organisasi kami bernaung sebagaimana pilihan para Masyayikh ulama Banten. Untuk itu, kami serukan kepada kaum Muslimin dan Muslimat Ahlussunnah wal Jamaah, di Banten khususnya, untuk masuk menjadi bagian dari keluarga Nahdlatul Ulama,” pungkas Nur Kholid

www.nu.or.id