Mulai dari artikel ini, mari kita sepakati untuk tidak memanggilnya Gus Nur, mari kita mulai memanggilnya dengan nama baru yang lebih mencitrakan dirinya yang sebenarnya, Gus Su', dengan mengambil konsonan nama lengkapnya yang paling depan, Sugi Nur Raharja.
Kemunculannya dapat dikatakan sebagai tanda dari salah satu fenomena tantangan zaman yang baru, dalam lain kata, tantangan-tantangan zaman baru itu, adalah kemunafikan, kepura-puraan, kesamaran dan berbagai sifat-sifat tercela lainnya.
Kalau menurut cerita Jawa yang saya yakini kebenarannya, bahwa ada pemangku bagi Jawa dalam setiap zaman yang dilaluinya. Dia satu, tapi pada zaman yang berubah-ubah, namanya juga berubah, tapi orangnya tetap sama. Dia adalah Eyang Semar atau Ismoyo atau Bodronoyo. Yang mana setiap nama yang ia pakai, adalah sebuah isyarat tentang solusi-solusi pada suatu zaman.
Kalau melihat fenomena semacam kesombongan Gus Su', keangkuhan Felix, maka sepertinya kemunculan pemangku zaman kali ini adalah dengan memakai nama Semar. Yakni sebuah isyarat, bahwa zaman sudah tiba di masa semuanya serba samar, remang-remang.
Kedua artis youtube tersebut, dikenal dan dipuja-puja segelintir orang berangkat dari aktifitasnya di media sosial. Kejernihan hatinya, kemurnian pemikirannya, ketajaman kata-katanya, semuanya hanya berawal dari ekspresinya melalui media sosial. Sehingga banyak sekali pengikut-pengikutnya, yang menilai dia orang baik, dia muslim kaffah.
Dan dengan begitu, jelas menyebabkan hatinya merasa punya pengaruh, sehingga ketika berhadapan dengan orang-orang yang juga benar-benar punya pengaruh, dia akan bertahan dengan pendapatnya sesalah apapun. Dan di situlah, letak pertikaian dimulai.
Sedangkan kita sejak kecil sudah diajari, kalau melihat segala sesuatu jangan hanya nampak luarnya saja. Kalau memandang nampak luarnya saja, yaa persis seperi Gus Su', yang merasa penontonnya banyak di youtube, karena dia tidak bisa mengaji, berdalil, baca kitab kuning. Maka untuk mempertahankan pengikutnya, dia bilang "tidak penting tidak bisa membaca kitab kuning bagi seorang ustadz".
Saya hanya melihat apa yang dia lakukan, hanyalah upaya-upaya yang tidak murni tentang agama di dalam hatinya. Hal itu terlihat lebih sangat jelas, ketika beberapa waktu yang lalu, dia berujar "pamit dan keluar NU". Dalam hati saya kebingungan, dan hanya menyisakan HA HA HA.
Apa maksudnya keluar dari NU? Apa maksudnya menantang NU gitu? Apa dikira NU itu wilayah fisik? Ini loo yang saya maksud tadi dengan kesamaran. Apalagi dia mengungkapkan itu, pasca ia diundang Ansor bertabayun beberapa waktu yang lalu.
Penggiringan opini bahwa NU itu bukan organisasi baik, atau organisasi yang tidak menginginkan Islam menjadi negara, dan menghalang-halangi khilafaers berjuang. Nyatanya memang untuk itu, tak berselang lama, setelah videonya menyatakan keluar dari NU, robot-robot MCA langsung berucap syukur, dengan bumbu-bumbu khas seperti biasanya.
Kebodohan membaca kenyataan, jelas menjadikannya sangat tidak dianggap ada, oleh petinggi-petinggi khilafaers. Apalagi dia juga tidak akan diterima dengan mudah di lingkungan NU, maka pantas saja jika mengambil jalan untuk tetap menjadi artisnya youtube.
Saya pun berharap, di kemudian hari kita tidak lagi heboh terkaget-kaget dengan kelakuan si Gus Su' tersebut. Mending menyimak apa yang dilakukan dan dikatakan Felix, saya rasa Felix lebih berbobot, tidak emosional, dan masih terlihat akalnya dipakai, meskipun agak terlalu tidak dipakai juga.
Penilaian saya pribadi tentang dua orang itu, sama-sama tidak saya sepakati apa-apa yang menjadi agenda-agenda politik dalam bungkus keagamaannya. Tapi akan mengalami perbedaan ketika sesaat menonton video kedua orang itu, video tema apapun.
Tentang Felix, ketidaksepakatan saya padanya menghasilkan saya mengelus dada, dan kemudian membuat saya berfikir kembali lalu mencari referensi pembanding. Tapi jika selepas saya menonton videonya Gus Su', yang ada hanya perasaan ingin berantem saja langsung. Yang jancok lah, yang matamu picek lah. Semua itu kok rasa-rasanya ndak pantes blas.
Alhasil, sudah sangat baiklah dia mengaku keluar NU, toh sejak kapan istilah masuk NU itu ada. Kalau masuk Islam ada tanda-tanda dan syaratnya, masuk sebagai warga Negara Indonesia juga ada syarat-syaratnya. Dia memang konyol, sekonyol dia mengiyakan untuk dipanggil Gus.
Tau kan Gus itu panggilan untuk siapa??
Rahayu!
dutaislam.com |
humor, uncategory
Keluar NU, Tapi Mengaku Tetap Di Jalan Aswaja
Apa maksudnya keluar dari NU? Apa maksudnya menantang NU gitu? Apa dikira NU itu wilayah fisik? Ini loo yang saya maksud tadi dengan kesamaran. Apalagi dia mengungkapkan itu, pasca ia diundang Ansor bertabayun beberapa waktu yang lalu.