Orang yang Menyiarkan Ujaran Kebencian Bukan Ulama

Di era yang serba cepat seperti era media digital saat ini, banyak profesi bisa diproduksi dan dimunculkan dengan begitu mudah, termasuk profesi ulama. Selain karena tidak adanya definisi baku mengenai definisi ulama, arus informasi yang cepat juga menambah simpang siur mana ulama dan mana yang bukan.

Orang yang Menyiarkan Ujaran Kebencian Bukan Ulama
Sehingga terkadang seseorang yang disebut ulama merupakan orang yang kesehariannya tak mencerminkan sifat keulamaan yakni yang memiliki pengetahuan yang luas dan akhlaq yang terpuji. Akibatnya, masyarakat kerap dibuat bingung sehingga salah memilih panutan orang yang mengaku ulama, padahal dia kerap melontarkan ujaran kebencian. 

Pendapat itu dikemukakan oleh ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Prof Ahmad Satori Ismail. Menurutnya seorang ulama adalah dia yang mewarisi keilmuan dan akhlaq dari Nabi Muhammad SAW, bukan dia yang mengajarkan ujaran kebencian. 

“Ulama adalah orang-orang yang dalam ucapannya selalu baik, dalam berperilaku juga baik, yang tentunya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist. Mereka mengambil contoh kehidupan dari Nabi, bukan malah berbicara menjelek-jelekkan,” katanya di Jakarta, Senin (10/12).  

Sebagai pewaris Nabi, para ulama memiliki tanggung jawab untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dari berbagai macam masalah. Namun ia mengakui beberapa orang yang dijuluki ulama justru mengajarkan kebencian antara satu dengan yang lain. 

Sejatinya, ulama telah memainkan peran penting dalam kehidupan berbangsa sejak jaman dulu. Selain menjadi rujukan keilmuan sebagai seorang pengajar di berbagai lembaga pendidikan, para ulama juga berperan sebagai perekat persatuan di antara perbedaan. Pada zaman sebelum kemerdekaan, peran ulama juga tak kalah besarnya dengan terlibat langsung pada proses perjuangan dan upaya merebut kemerdekaan Indonesia. 

 “Ulama itu tidak hanya sekedar mengajarkan agama saja, tapi ulama juga sebagai contoh dan merupakan guru bagi masyarakat karena ulama juga mampu mempererat persatuan bangsa. Dan ulama itu tentunya juga bisa menyatukan umat, bukan memecah belah,” katanya. 

www.nu.or.id | Ahmad Rozali