Mengapa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid di Saudi 'dianggap musuh' pemerintah?

Pemimpin FPI Rizieq Shihab diperiksa dan sempat ditahan oleh aparat keamanan Arab Saudi karena diduga memasang bendera yang "mirip dengan bendera ISIS".Bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid berwarna putih ini dibela sebagai panji Nabi Muhammad di Indonesia, tapi dianggap merujuk pada gerakan ekstremis di Arab Saudi.

Mengapa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid di Saudi 'dianggap musuh' pemerintah?
Bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid berwarna putih ini dibela sebagai panji Nabi Muhammad di Indonesia, tapi dianggap merujuk pada gerakan ekstremis di Arab Saudi.
Menurut keterangan tertulis Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, Rizieq ditangkap di Mekah pada Senin (05/11) "karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstremis" pada dinding belakang rumahnya.

Agus mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi "sangat melarang keras segala bentuk jargon, label, atribut dan lambang apa pun yang berbau terorisme seperti ISIS, Al-Qaeda, Al-Jama'ah al-Islamiyyah dan segala kegiatan yang berbau terorisme dan ekstrimisme."

Sebelumnya, tersebar foto yang menunjukkan selembar bendera berlatar hitam dengan lafaz tauhid dalam bahasa Arab Laa ilaaha illallah, Muhammadurrasuulallah (tiada Tuhan selain Allah, Muhammad rasul Allah) berwarna putih, ditempel di dinding sebuah rumah — diduga merupakan tempat tinggal Rizieq di Mekah.

Pemeriksaan terhadap Rizieq dilakukan tidak lama setelah terjadi beredar video pembakaran bendera dengan kalimat tauhid di Garut, Jawa Barat (22/10).

Dalam video itu, beberapa anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) membakar bendera hitam bertulisan kalimat tauhid. Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan kepada media bahwa bendera yang dibakar merupakan "bendera HTI".

Bagaimana pembakaran 'bendera HTI' itu jadi 'pembakaran bendera tauhid'?
Pembakaran bendera: Bagaimana isu antara HTI dan kalimat tauhid bergulir
Aksi 'Bela Tauhid' di Jakarta dengan teriakan 'ganti presiden'
Pembakaran ini memicu aksi protes.

Persaudaraan Alumni 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama menginisiasi unjuk rasa yang dihadiri ribuan orang. Unjuk rasa tersebut telah digelar dua kali, yakni pada tanggal 26 Oktober dan 2 November lalu.

Simbol ideologi
Rumadi Ahmad, pengamat politik Islam dari UIN Syarif Hidayatullah, mengatakan bahwa penangkapan Rizieq oleh aparat keamanan Arab Saudi menegaskan bahwa protes 'bela tauhid' itu keliru.

Penangkapan itu, menurut Rumadi, berarti bahwa bendera bertuliskan kalimat tauhid itu tak sekadar bermakna kalimat tauhid tapi merupakan simbol yang mewakili ideologi tertentu.

Arab Saudi juga menggunakan bendera bertulisan "Laa ilaaha illallah, Muhammadurrasuulullah" sebagai lambang resminya.


"Bahkan bendera Saudi sendiri kan tulisannya sama, warnanya saja yang beda. Tapi kenapa Saudi mempersoalkan bendera model HTI seperti itu?

"Karena Saudi tahu bahwa di balik bendera itu, meskipun tulisannya sama-sama laa ilaaha illallah, tetapi di balik simbol itu ada ideologi yang berbeda dan bahkan menjadi musuh pemerintah Saudi," tutur Rumadi.

Kalimat "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah" memang dipakai dalam beberapa bendera. Selain Arab Saudi, Afghanistan pun memasukkan kalimat ini dalam benderanya.

ISIS juga memakai bendera hitam dengan tulisan "laa ilaaha illallah", dengan bentuk tulisan yang berbeda dengan bendera Hizbut Tahrir maupun bendera Arab Saudi.

Ar-roya dan Al-liwa
Juru bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, bersikeras bahwa bendera bertulisan kalimat tauhid yang dibakar di Garut bukan bendera HTI melainkan bendera panji Rasulullah Muhammad SAW yang disebut Ar-roya.

"Di Indonesia ini HTI tidak pernah mendaftarkan bendera itu sebagai bendera resmi ... Bendera yang selama ini berkibar itu polos, bendera Ar-Roya. Ar-Roya itu kain hitam empat persegi panjang, bertuliskan kalimat tauhid putih," ujarnya kepada BBC News Indonesia, Rabu (07/11).

"Dan itu enggak boleh diklaim sebagai bendera ormas manapun, enggak boleh diklaim sebagai partai manapun, karena itu adalah bendera panjinya Rasulullah, partainya Rasulullah," ia menambahkan.

Selain Ar-roya ada juga bendera yang disebut Al-liwa.

Perbedaan keduanya hanya pada warna. Ar-roya berwarna hitam dengan tulisan putih, sedangkan Al-liwa berwarna putih dengan tulisan hitam. Kedua bendera itu dikenalkan oleh Hizbut Tahrir pada tahun 2005.

Namun menurut Rumadi, bendera Nabi Muhammad SAW tidak hanya dua warna itu.

"Hadis yang meriwayatkannya itu macam-macam... ada yang meriwayatkan putih, tulisan hitam, ada yang meriwayatkan hitam, tulisan putih. Tapi juga ada riwayat lain, bendera itu warnanya safra atau kuning."

Ia menambahkan bahwa dalam sejarah Islam, simbol bendera itu juga berubah dari waktu ke waktu. Selain itu, Ar-roya dan Al-liwa sejarahnya digunakan dalam masa-masa perang.

"Jadi argumentasi itu, menurut saya, argumentasi yang sengaja diciptakan, sengaja dibuat untuk membawa arus masyarakat bahwa apa yang mereka perjuangkan itu seolah-olah perjuangan Islam itu sendiri padahal bukan," ujarnya.

Rumadi menegaskan pendapatnya bahwa bendera yang diduga dipasang di rumah Rizieq bukanlah bendera Nabi Muhammad, melainkan bendera HTI yang mengapropriasi simbol yang pernah digunakan oleh sang nabi.

Namun demikian, ia menyayangkan pembakaran bendera tersebut di Garut.

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46121835