KH Maimoen Zubair Ingatkan Pentingnya Jaga Persatuan

mengantarkan bangsa ini dalam kedamaian sekaligus kemakmuran hidup. Itulah sejumlah tausiah yang disampaikan KH Maimoen Zubair, Senin (16/4). Pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar Sarang tersebut menyampaikan sejumlah harapan di atas pada forum haul masyayikh lembaga Pesantren al-Khoziny, Buduran Sidoarjo, Jawa Timur. Acara ini memperingati haul sejumlah kiai Pesantren al-Khoziny yakni KHR Khozin Khoiruddin, KHR Mochammad Abbas Khozin, KHR Mujib, serta para kiai setempat. “Mereka yang telah berkomitmen dalam beragama, sekaligus berkomitmen manjaga situasi aman dan damai di negeri Indonesia dipastikan adalah individu yang membawa spirit nur Muhammad,” kata Kiai Maimoen.

KH Maimoen Zubair Ingatkan Pentingnya Jaga Persatuan
Bangsa ini hidup dalam kebinekaan dengan ragam suku, bangsa, ras dan agama yang menghiasi kehidupan bermasyarakat. Menjaga persatuan adalan kunci bagi kemajuan bangsa. Dan NU serta kalangan santri harus menjadi ujung tombak bagi upaya merawat persatuan dan kesatuan. Langkah tersebut akan mengantarkan bangsa ini dalam kedamaian sekaligus kemakmuran hidup.

Itulah sejumlah tausiah yang disampaikan KH Maimoen Zubair, Senin (16/4). Pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar Sarang tersebut menyampaikan sejumlah harapan di atas pada forum haul masyayikh lembaga Pesantren al-Khoziny, Buduran Sidoarjo, Jawa Timur.

Acara ini memperingati haul sejumlah kiai Pesantren al-Khoziny yakni KHR Khozin Khoiruddin, KHR Mochammad Abbas Khozin, KHR Mujib, serta para kiai setempat. 

“Mereka yang telah berkomitmen dalam beragama, sekaligus berkomitmen manjaga situasi aman dan damai di negeri Indonesia dipastikan adalah individu yang membawa spirit nur Muhammad,” kata Kiai Maimoen. Spirit nur Muhammadlah yang menginspirasi proses kejadian alam semesta ini, lanjutnya. 

Pada kesempatan tersebut, Mbah Maimoen juga mengingatkan perihal pentingnya menjaga persatuan. “Kita hidup dalam ruang kebangsaan yang juga penuh dengan keanekaragaman budaya,” ungkapnya. 

Sebuah cinta berbudaya yang manggambarkan kondiri riil kehidupan berbangsa dan kearifan penduduknya. “Berbeda dengan negara-negara lain, yang miskin budaya, terlebih di kawasan Timur Tengah. Maka, menjaga persatuan hakikatnya kita menjadi warisan kebudayaan kita,” tegasnya. 

Sebelumnya tampil pula sebagai penceramah yakni KH Abdullah Syamsul Arifin dari Jember dan Habib Ubaidillah al-Habsy dari Surabaya. 

KH Abdullah Syamsul Arifin yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jember mengungkapkan pentingnya kegiatan haul. “Haul ini penting agar ada silaturahim antar sesama,” kata Gus Aab, sapaan akrabnya. 

Dengan makna yang lebih luas, silaturahim dapat menjalin kedekatan antara yang hidup kepada mereka yang telah meninggal, yakni para pendiri dan pengasuh al-Khoziny. “Haul juga dapat mempererat silaturahim yang hidup dengan yang hidup, baik antar sesama alumni atau dengan para pengasuh pesantren,” kata dosen di IAIN Jember tersebut. Silaturahim memiliki manfaat sangat besar, baik dalam kehidupan di dunia, lebih-lebih di akhirat, tempat keabadian, lanjutnya. 

Sebelumnya, haul juga diisi dengan musyawarah besar dan silaturahim nasional alumni pesantren setempat.

www.nu.or.id