Gerakan Radikal Bisa Dicegah dengan Hargai Kearifan Lokal

Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar Focus Group Discussion (FGD), Kamis (8/11).

Gerakan Radikal Bisa Dicegah dengan Hargai Kearifan Lokal
Pontianak, NU Online
Kegiatan bertajuk Pendalaman Terkait Penyusunan Policy Brief Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Radikalisme tersebut dihadiri lembaga kemahasiswaan, media, dan akademisi. 

Koordinator bidang penelitian FKPT Kalbar, Ismail Ruslan menuturkan diskusi dilakukan untuk meminta masukan dari para peserta terkait hasil penelitian kearifan lokal terhadap komunitas masyarakat Kebahan, Kabupaten Melawi. 

"FGD ini adalah tindak lanjut dari hasil penelitian kami tentang local wisdom komunitas Kebahan,” kata Ismail Ruslan. Karena menurut Badan Nasional Pencegahan Terorisme, salah satu cara menangkal paham radikal dan teroris adalah kearifan local, lanjutnya. 

Sementara itu anggota tim peneliti, Yusriadi mengatakan walaupun isu-isu soal radikalisme dan terorisme di Kalbar akhir-akhir ini menurun, namun potensinya masih ada. “karena Kalbar terletak di perlintasan Indonesia dan Malaysia,” jelasnya. 

Lebih lanjut, Yusriadi menuturkan dipilihnya komunitas Kebahan sebagai objek penelitian karena walaupun masyarakatnya cenderung terbuka dengan dunia luar, namun tak terpengaruh radikalisme dan terorisme. 

"Masyarakat Kebahan bukan komunitas yang tertutup, mereka sangat terbuka,” jelasnya. Banyak orang Kebahan yang menikah dengan para transmigran, lanjutnya. 

Masyarakat di sana juga banyak yang sekolah ke Pontianak. Bahkan Gafatar pernah bercokol di sana, tapi semua anggotanya adalah orang luar. “Tidak ada orang Kebahan yang jadi anggota Gafatar,” tegasnya.  

Yusliadi mengatakan masyarakat Kebahan bisa selamat dari paham radikal karena memegang kuat kearifan lokal. 

Warga Kebahan punya tradisi yang unik seperti Berentang yakni kumpul-kumpul untuk makan bersama, Bejopai yaitu gotong royong, dan Ngawa' atau makan buah bersama dari hasil kebun warisan leluhur. “Tradisi inilah yang  menjadi media kontrol sosial bagi masyarakat jika ada anggota masyarakat dianggap menyimpang," pungkasnya. 

www.nu.or.id | Rusydi - Ibnu Nawawi