Perang Tagar Jelang Pilpres 2019 Mulai Ditabuh

Dalam sepekan terakhir, suasana pertarungan babak kedua antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto semakin terasa menghangat... .

Perang Tagar Jelang Pilpres 2019 Mulai Ditabuh
Masa kampanye Pilpres 2019 memang baru akan berlangsung pada 13 Oktober 2018 sampai 13 April 2019, tapi sejauh ini hanya dua nama tersebut yang punya sinyal kuat akan benar-benar ikut serta dalam laga tahun depan.

Sinyalemen ini menguat setelah Presiden Jokowi bertemu dengan ketua umum partai koalisi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin malam 23 Juli 2018. Sehari sesudahnya, Romahurmuziy yang ikut hadir dalam pertemuan itu mengatakan mereka telah menyepakati nama cawapres pendamping Jokowi.

“Koalisi menyepakati secara bulat satu nama cawapres warga terbaik Indonesia untuk mendampingi Jokowi,” katanya. 

Pada malam yang sama, Prabowo Subianto bertemu dengan sejumlah aktivis Persaudaraan Alumni 212. Sehari setelahnya, Prabowo mendatangi kediaman Susilo Bambang Yudhoyono yang tak lain Ketua Umum Partai Demokrat, Selasa 24 Juli 2018.

Pertemuan dua jenderal yang dibesarkan pada era Orde Baru itu secara eksplisit menunjukkan kemungkinan terjalinnya koalisi antara Partai Demokrat dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019.

“Kami membahas secara mendalam kemungkinan terbangunnya koalisi Gerindra-Demokrat dan partai-partai lain untuk Pilpres 2019. Saya harus mengatakan jalan untuk membangun koalisi ini terbuka lebar,” kata SBY sesudah pertemuan berlangsung.

Hashtag alias #Tagar
Menjelang pertarungan babak kedua ini, perang hashtag alias tanda pagar (tagar) sudah bermunculan. Untuk Jokowi, beberapa tagar yang acapkali muncul di media sosial serta dikaitkan sebagai tanda dukungan antara lain: #Jokowi2Periode dan #diasibukkerja.

Sementara untuk Prabowo—meski tidak secara eksplisit itu adalah tanda dukungan kepadanya—#2019gantipresiden adalah tagar paling fenomenal dan bertahan hingga hari ini. Tagar itu bahkan dicetak di kaos, topi, hingga dideklarasikan di beberapa kota di Indonesia. Selain itu, nama Prabowo terkadang muncul juga dalam #2019PrabowoPresiden.

Lantas bagaimana situasinya? Kami mencoba membaca penggunaan tagar-tagar itu secara khusus dalam percakapan di media sosial twitter. Dua tagar akan diulas secara khusus.

#Jokowi2Periode

Snapshot yang dikumpulkan dari Tweetreach untuk #Jokowi2Periode mencatat sekitar 94.829 pengguna yang terjangkau (estimated reach) tagar ini. Tagar itu juga mampu memberikan eksposur hingga mencapai 151.403 impresi. Data ini diambil per tanggal 25 Juli 2018 hingga pukul 19.30 WIB.

Dari sisi pengguna, eksposur dari tagar itu didominasi akun bertipe followers (pengikut) berjumlah kecil atau kurang dari 100. Proporsinya mencapai 49 persen. Eksposur yang muncul dari akun dengan pengikut kurang dari seribu hanya sebesar 28 persen. Akun dengan jumlah pengikut di bawah 100 dapat dibaca sebagai: 1) akun baru yang memang mulai mengumpulkan jumlah pengikut atau 2) akun bertipe bot.

Salah satu yang dianggap memiliki impresi tinggi menurut Tweetreach untuk #Jokowi2Periode adalah akun @4Y4NKZ. Dengan jumlah pengikut mencapai 22,6 ribu, akun ini dianggap mampu memberikan impresi mencapai 45,3 ribu. Pembaca dapat menilai sendiri histori linimasa akun tersebut.

Sementara itu, saat menggunakan analitik keyhole.co untuk #Jokowi2Periode, hasilnya tidak jauh berbeda. Akun @seknasjokowi dan @4Y4NKZ adalah dua top akun pemberi impresi dan eksposur. 

@seknasjokowi mampu memberi 23.403 impresi dan 23.517 eksposur dalam sebuah percakapan, sementara @4Y4NKZ tercatat memiliki daya sebesar 22.633 impresi dan 22.841 eksposur. Data ini diambil pada rentang waktu 24-25 Juli 2018.

Salah satu contoh postingan yang berpengaruh dari hasil penelusuran di keyhole terhadap @seknasjokowi adalah soal “Reforma Agraria tingkatkan 15% Pendapatan Masyarakat” yang mampu memberi keterjangkauan (reach) hingga mencapai 7.801.

#2019gantipresiden

Sementara itu, rekaman Tweetreach mencatat tagar #2019gantipresiden hanya mendapatkan jangkauan 76.440. Eksposurnya tidak jauh berbeda dengan #Jokowi2Periode, yakni mencapai 157.718 impresi. Data ini juga diambil per tanggal 25 Juli 2018, hingga pukul 19.30 WIB.

Menariknya, karakteristik eksposur dari #2019gantipresiden cenderung berbeda dengan #Jokowi2Periode. Sebanyak 42 persen berasal dari akun dengan jumlah pengikut kurang dari seribu. Sementara itu, kategori pengikut kurang dari 100 mencapai 38 persen. 

Top contributor untuk #2019gantipresiden menurut Tweetreach adalah akun @roninpribumi. Akun ini mampu memberi 78,1 ribu impresi di percakapan twitter untuk #2019gantipresiden. Senada dengan top contributor #Jokowi2Periode, akun @roninpribumi tampaknya memang akun berjenis buzzer. Hal ini terlihat dari histori timeline-nya.

Dalam analitik keyhole.co terkait #2019gantipresiden, akun @MardaniAliSera menjadi salah satu akun top pemberi impresi dan eksposur. Akun itu mampu memberi 1,21 juta impresi dan 1,34 juta eksposur.

Di atas akun @MardaniAliSera, ada akun @detikcom yang memberi 14,67 juta baik impresi ataupun eksposur. Hanya saja, akun @detikcom perlu dikecualikan karena merupakan akun media dan #2019gantipresiden menjadi salah satu isu pemberitaan.

Cuitan @MardaniAliSera menjadi salah satu akun yang kuat memberikan jangkauan untuk #2019gantipresiden. Misalnya twit pada 23 Juli 2018 yang berbunyi: 

“Menuduh MCA tebarkan kebencian SARA, sekarang terbongkar ada pabrik akun2 hoax yg memfitnah dan tebarkan SARA. Semoga kalian segera sadari kekeliruan mari bangun bangsa yg dilanda byk masalah ini. #2019GantiPresiden."

Cuitan ini dianggap mampu memberikan jangkauan mencapai 93.272. Begitu juga dengan cuitannya yang menyindir pertemuan Jokowi dengan ketum-ketum parpol di Istana Bogor mampu memberi angka jangkauan (reach) yang sama.

Akun penting lainnya adalah @maspiyuuu yang memberi 1,21 juta impresi dan 1,56 juta eksposur. Pada 25 Juli 2018, misalnya, akun ini merespons cuitan informasi berita dan berkomentar: 

"Jelang Pilpres @detikcom Kembali Angkat 'Penculikan' Prabowo. Warganet: 'Set daahh min kaga bosen jadi kacung penguasa?? Junjungan lo InsyaAllah kalah min #2019GantiPresiden'." 

Isu yang direspons @maspiyuuu berkaitan dengan nama Prabowo yang muncul dalam rilisan dokumen kawat diplomatik AS terkait kasus penculikan 1998.

Dinamika tagar dalam percakapan media sosial tentu tidak sebatas hal-hal di atas. Apalagi saga babak kedua antara Jokowi dengan Prabowo belum resmi dimulai. Pertarungan politik juga lebih luas dari sekadar percakapan di media sosial.

Namun, tampaknya perang tagar #Jokowi2Periode dan #2019gantipresiden akan bertahan hingga kampanye Pilpres 2019 berlangsung. Jika #Jokowi2Periode akan banyak memunculkan sentimen terkait hasil kerja Jokowi sebagai presiden seperti dilakukan akun @seknasjokowi, tagar #2019gantipresiden akan memainkan suara kritis dan bernada sindiran terhadap kinerja sang petahana.

Hal lain yang patut digarisbawahi adalah masih berperannya bot dan buzzer dalam perang antara #Jokowi2Periode dan #2019gantipresiden.

tirto.id